PERAN AKTIF APOTEKER SEBAGAI VAKSINATOR UNTUK VAKSIN COVID 19

Saat ini program vaksinasi di Indonesia telah berjalan selama kurang lebih 2.5 bulan semenjak program vaksinasi pertamakali diluncurkan oleh pemerintah pada pertengahan Januari 2021. Semua tenaga kesehatan turut ambil bagian dalam mendukung program vaksinasi nasional, tidak terkecuali apoteker. Program vaksinasi ini bertujuan untuk membantu mengurangi serta menahan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Salah satu apoteker yang berperan aktif dalam kegiatan ini adalah apt Dra. Renni Septini., MARS, beliau adalah apoteker yang bertugas di RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto. Beliau dipercaya sebagai salah satu vaksinator untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI- AD) dan sudah tersertifikasi untuk melakukan penyuntikan vaksin. Beliau mendapatkan pelatihan dan telah lulus sertifikasi untuk melakukan prosedur penyuntikan ini dari Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (PUSKES TNI). Sebelum dilepas untuk melakukan proses vaksinasi secara mandiri, apoteker Reni mendapatkan supervisi dari rekan sejawat profesi lain yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam menangani vaksinasi seperti vaksinasi anak dan penyuntikan kepada pasien. Setelah beliau dirasa sudah siap menjadi vaksinator secara mandiri, barulah beliau boleh menjadi vaksinator tanpa supervisi. Saat ini sudah ada ribuan penerima vaksin yang sudah dilakukan vaksinasi oleh apoteker Reni semenjak 15 januari 2021 ketika program vaksinasi pertamakali diluncurkan. Beliau juga seringkali menjadi asisten yang membantu vaksinator dalam proses vaksinasi.

Apoteker Reni sebagai asisten vaksinator saat vaksinasi ke 2 Presiden ke-6 Rapublik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Foto: Instagram Annisa Pohan (@annisayudhoyono)

Jika sedang tidak bertugas sebagai vaksinator, apoteker Reni akan berkeliling ke setiap tempat penyuntikan vaksin. Beliau akan memastikan dan mensupervisi kegiatan vaksinasi yang sedang berlangsung. Berbagai hal yang beliau lakukan diantaranya adalah memastikan volume vaksin yang diberikan kepada pasien telah sesuai dengan ketentuan, memastikan suhu penyimpanan obat vaksin antara 2- 8 C, pengecekan suhu tempat penyimpanan vaksin secara berkala, proses distribusi vaksin yang baik sampai ke tangan vaksinator dan jika bentuk vaksinnya adalah multiple dose beliau memastikan bahwa vial vaksin harus segera disimpan kembali setelah selesai digunakan. Selain itu sampah medis sisa penyuntikan juga sering luput dari perhatian, beliau mengedukasi kepada para vaksinator untuk memisahkan sampah medis sesuai dengan ketentuannya seperti jarum dan bekas vial harus masuk kedalam safety box. Hal ini bertujuan untuk menghindari tertusuknya bagian tubuh karena benda tajam yang infeksius.  

Selain sebagai vaksinator, beliau juga bertanggung jawab untuk perbekalan farmasi pada program vaksinasi ini. Beliau memastikan bahwa ketersediaan vaksin dan perbekalan farmasi lainnya mencukupi. Apoteker sebagai salah satu profesional pemberi asuhan juga melakukan berbagai upaya dalam memastikan vaksin yang diberikan aman, berkhasiat dan bermutu. Vaksin adalah sediaan farmasi yang harus dijaga suhu penyimpananya pada suhu tertentu sehingga kestabilan produknya terjamin. Proses penyimpanan dan distrbusi vaksin adalah salah satu area yang critical dalam  program vaksinasi ini. Hal ini dikarenakan obat vaksin yang sudah rusak tidak akan menunjukan perubahan warna dan bau jika rusak. Oleh karena peran apoteker dalam merancang sistem penyimpanan dan distribusi vaksin dari gudang farmasi ke area penyuntikan vaksin adalah salah satu kunci dalam menjamim mutu vaksin yang diberikan. Selain itu Apoteker Reni juga memastian bahwa jenis vaksin yang diberikan adalah sama untuk pemberian dosis pertama dan kedua. Beliau juga berperan dalam mengumpulkan data terkait jenis vaksin yang diberikan kepada pasien. Data ini dikirimkan sebagai laporan untuk program vaksinasi di lingkungan TNI- AD kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD TNI AD). Beliau juga merupakan salah satu tim ahli yang dimintai pendapatnya oleh KASAD TNI AD dalam mensukseskan program vaksinasi ini, khususnya untuk kalangan TNI AD.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) juga menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan setelah proses vaksinasi. Apoteker Reni menjadi salah narahubung jika ada keluhan yang dirasakan pasien setelah imunisasi. Beliau memberikan konseling kepada pasien jika dirasakan ada keluhan yang menggangu dan akan mencatatnya dalam formulir khusus untuk pemantauan KIPI ini. Keluhan yang sering dirasakan pasien setelah imunisasi biasanya adalah demam, kelelahan dan nyeri di area penyuntikan. Laporan tersebut akan direkapitulasi dan dilaporkan kepada pihak terkait untuk dapat ditindak lanjuti. Apoteker Reni menegaskan, bahwa banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh apoteker dalam mensukseskan program vaksinasi ini. Beliau berpesan agar para apoteker dapat berkontribusi secara aktif dalam mensukseskan program vaksinasi ini. Keberadaan apoteker sangat dirasakan manfaatnya, dan sudah saatnya apoteker berada di depan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Penulis : Ratu Ralna
Editor : Yulia Trisna

Leave a Reply